Artikel

COVID-19: Panduan dan saran untuk masyarakat dan komunitas lansia


Diterjemahkan oleh : dr. Tara P. Sani, MSc

Artikel ini telah diterjemahkan dari https://www.helpage.org/what-we-do/covid19-guidance-and-advice-for-communities-and-older-peoples-associations-/ dan isesuaikan ke dalam konteks Indonesia.

COVID-19 merupakan tantangan serius bagi kita semua, tetapi ada berbagai hal yang dapat kita lakukan sebagai komunitas untuk saling mendukung. Panduan ini memberikan saran terkait situasi COVID-19 kepada pengurus dan anggota organisasi/komunitas tentang bagaimana mengenali dan memetakan komunitas mereka, mengetahui langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung keterlibatan sosial dan menghindari kesepian pada lansia, apa yang dapat dilakukan untuk memastikan lansia terjamin kebutuhan dasarnya, dan apa yang harus dilakukan jika ada lansia yang mengalami gejala yang mengarah ke COVID-19.

Dalam masa-masa sulit ini, penting bagi komunitas-komunitas untuk bekerjasama dan saling mendukung, untuk mempertahankan keterikatan sosial dan memastikan dukungan yang adekuat untuk orang-orang yang memiliki risiko terbesar untuk terdampak wabah ini.

Panduan ini ditujukan untuk anggota masyarakat dan komunitas, termasuk komunitas lansia, tentang cara menjaga lansia agar tetap aman dan sehat selama wabah COVID-19.

Apa itu COVID-19 dan bagaimana cara penyebarannya?

  • COVID-19 atau ‘coronavirus’ adalah penyakit baru yang muncul pada tahun 2019 dan menyebabkan infeksi pernapasan.
  • Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan sesak napas. Sebagian orang mungkin mengalami nyeri kepala atau badan, pilek, sakit tenggorokan atau diare.
  • Sebagian orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun dan tidak merasa sakit.
  • Kebanyakan orang (sekitar 80%) akan pulih sendiri dari COVID-19 tanpa memerlukan perawatan khusus.
  • Sekitar satu dari enam orang akan mengalami gejala yang lebih serius dan akan mengalami kesulitan bernapas.
  • Kita semua berisiko tertular COVID-19, tetapi lansia dan orang yang memiliki masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih cenderung mengalami gejala berat dari COVID-19, dan lebih berisiko untuk meninggal karenanya.
  • Orang yang mengalami demam, batuk dan sesak napas harus segera memeriksakan diri untuk mendapat bantuan medis.
  • Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang sudah terinfeksi, terlepas dari apakah orang ini bergejala ataupun tidak.
  • Penyakit ini dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui droplet (tetesan/cipratan cairan tubuh dari hidung atau mulut, seperti air liur). Droplet menyebar ketika seseorang yang telah memiliki virus ini dalam tubuhnya batuk atau bersin. Penelitian menunjukkan bahwa virus COVID-19 dapat bertahan hidup beberapa lama di berbagai permukaan benda mati, seperti meja dan gagang pintu.

Respon terhadap COVID-19

Dengan munculnya kasus COVID-19 di seluruh dunia, pemerintah menyusun langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus dan meminimalkan risiko bagi kelompok yang paling rentan. Langkah-langkah ini termasuk menjaga jarak fisik (physical distancing), isolasi mandiri, dan karantina.

  1. Physical distancing: dikenal juga sebagai social distancing, adalah upaya menjaga jarak fisik dari orang lain untuk mengurangi tingkat infeksi. Cara melakukannya antara lain menghindari tempat ramai dan berkumpul dalam kelompok, transportasi umum, kontak fisik dengan orang lain (termasuk berjabat tangan atau berpelukan); dan penutupan sekolah dan toko-toko.
  2. Isolasi mandiri: berdiam di dalam rumah sebanyak mungkin dan berusaha menghindari kontak dengan orang lain. Anda sebaiknya hanya pergi ke luar rumah jika memang penting, misalnya untuk membeli makanan dan obat-obatan.
  3. Karantina: dipisahkan sepenuhnya dari orang lain. Karantina diperlukan ketika seseorang terinfeksi COVID-19 dan lebih parah kondisinya. Anda kemungkinan sedang dikarantina jika dirawat di fasilitas kesehatan.

Physical distancing atau isolasi jangka panjang penting untuk mengurangi dampak COVID-19, tetapi dapat memunculkan tantangan untuk kesejahteraan dan kesehatan mental orang. Lansia yang bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan sehari-hari dapat mengalami kesulitan karena situasi ini, tetapi ada hal-hal yang dapat dilakukan komunitas untuk saling menjaga satu sama lain.

Bagaimana masyarakat dapat saling mendukung

Kenali komunitas Anda

  • Kelompok masyarakat, termasuk komunitas lansia, dapat membantu memetakan komunitas mereka. Dengan pengetahuan Anda tentang lingkungan Anda, identifikasi orang-orang yang paling berisiko terdampak wabah ini. Cari tahu di mana mereka tinggal dan situasi tinggal mereka (misalnya, dengan siapa mereka tinggal), dan dukungan apa yang mereka butuhkan – termasuk kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.
  • Sampaikan informasi ini dengan pemangku kepentingan (stakeholder) utama. Misalnya, fasilitas kesehatan dan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, pihak berwenang setempat, penyedia layanan perawatan di rumah, serta pihak-pihak yang menyediakan bantuan sosial.
  • Pertimbangkan cara agar Anda dapat memantau situasi di komunitas Anda dan menyampaikan informasi ini dengan para pemangku kepentingan utama. Lansia perlu dibatasi untuk bepergian. Namun, jika komunitas Anda memiliki sukarelawan berusia muda, mereka dapat membantu memantau status kesehatan lansia, mengidentifikasi siapa saja yang menunjukkan gejala COVID-19 dan bekerjasama dengan fasilitas kesehatan untuk memastikan mereka dapat mengakses perawatan yang dibutuhkan.
    • Dalam situasi-situasi ini, berbagai tindakan perlu diambil untuk memastikan para sukarelawan terlindungi dengan baik. Mereka sendiri tidak boleh merupakan bagian dari kelompok rentan (lansia atau orang dengan penyakit penyerta), dan mereka harus diberikan informasi yang memadai dan perlengkapan pelindung diri (seperti masker, sarung tangan, dan hand sanitiser).
  • Susun rencana bagaimana memberikan dukungan dan informasi kepada mereka yang membutuhkan

Jika Anda bukan bagian dari suatu komunitas, Anda masih dapat membantu tetangga Anda:

  • Pikirkan apakah tetangga Anda mungkin memerlukan bantuan dalam berbelanja, membeli obat-obatan atau mengakses layanan kesehatan, misalnya. Ini sangat penting terutama jika mereka melakukan isolasi mandiri dan tinggal sendiri atau tanpa anggota keluarga yang lebih muda.
  • Jika Anda mengenal tetangga yang berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan lain, hubungi mereka, idealnya melalui telepon. Anda juga dapat mengirim surat untuk menawarkan bantuan dengan menyelipkannya lewat pintu. Anda bisa mengetuk pintu tetangga Anda untuk mengecek apakah mereka baik-baik saja, tetapi berdirilah agak jauh dari pintu dan pertahankan jarak dua meter.
  • Jika Anda belum mengenal tetangga Anda secara pribadi, cobalah memperkenalkan diri Anda, baik melalui telepon atau melalui surat, dan tawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.
  • Cari tahu apakah ada kelompok di komunitas Anda yang mengorganisir bantuan untuk lansia dan kelompok rentan lainnya.

Keterlibatan sosial saat kita terisolasi

  • Pertemuan komunitas tidak dapat dilakukan selama wabah COVID-19, selama orang-orang diminta untuk menjaga jarak secara fisik atau melakukan isolasi mandiri.
  • Pertimbangkan saluran komunikasi apa yang biasanya Anda gunakan dalam komunitas Anda yang tidak perlu mengumpulkan orang-orang di satu tempat. Bagaimana agar ini bisa membantu untuk berkomunikasi dan tetap terhubung dengan satu sama lain?
  • Pikirkan apakah ada cara untuk mempertahankan kegiatan komunitas dapat berjalan tanpa harus menghadirkan orang-orang di satu tempat. Jika Anda memiliki kelompok olahraga rutin, Anda bisa menyepakati untuk tetap aktif berolahraga sesuai jadwal. Bila memungkinkan, Anda dapat berolahraga bersama secara online (melalui Skype, WhatsApp, dll.). Alternatif lain, Anda berolahraga di rumah Anda masing-masing pada waktu dan hari yang sama. Hal yang sama dapat digunakan untuk ibadah, jika pertemuan keagamaan tidak memungkinkan.
  • Pertimbangkan buddy scheme, yaitu membagi komunitas menjadi kelompok-kelompok kecil atau berpasang-pasangan. Setiap kelompok/pasangan diminta untuk mengatur jadwal untuk saling menelpon. Ini adalah cara yang baik untuk mempertahankan komunikasi dan memastikan para anggota komunitas baik-baik saja. Ini juga dapat diterapkan di lingkungan masyarakat yang belum ada komunitas lansianya. Tawarkan untuk saling menelepon dengan tetangga atau anggota lingkungan sekitar Anda.
  • Pikirkan siapa di komunitas Anda yang kira-kira akan merasa kesepian, cemas atau takut dan temukan cara untuk menjangkau mereka.
  • Perhatikan tetangga-tetangga Anda. Jika Anda melihat sesuatu yang tidak biasa, misalnya, Anda sudah tidak melihat mereka di sekitar rumahnya selama beberapa hari, periksalah apakah mereka baik-baik saja.
  • Selama physical distancing, Anda masih boleh pergi berolahraga, selama Anda menjaga jarak dari orang lain (minimal dua meter). Jika Anda melihat tetangga Anda, Anda boleh menyapa dan berhenti untuk mengobrol, tetapi jangan melakukan sentuhan fisik dan jagalah jarak dua meter tersebut.
  • Berbagi ide-ide kreatif dengan tetangga dan anggota komunitas Anda tentang cara tetap aktif secara fisik dan mental selama physical distancing atau isolasi mandiri.

Memastikan orang tercukupi kebutuhan dasarnya

  • Penting bagi lansia untuk memiliki cukup persediaan kebutuhan dasar, termasuk makanan dan obat-obatan jika mereka tiba-tiba perlu melakukan isolasi mandiri. Ini sebaiknya mencakup makanan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, atau makanan yang tahan lama; obat-obatan yang umum dikonsumsi; dan obat-obatan dasar termasuk penghilang nyeri. Pedoman saat ini menyatakan bahwa obat Ibuprofen harus dihindari karena meningkatkan potensi komplikasi COVID-19.
  • Pastikan para lansia sadar pentingnya menyimpan persediaan makanan dan obat-obatan untuk waktu yang lebih lama daripada biasanya. Bantu mereka yang memiliki keterbatasan gerak untuk berbelanja persediaan ini.
  • Jika seorang lansia sedang melakukan isolasi mandiri dan tidak ada keluarga yang tinggal serumah, sukarelawan organisasi/komunitas kita dapat membantu berbelanja untuk mereka dan mengirimkan makanan dan obat-obatan. Dalam situasi ini, sukarelawan perlu melakukan tindakan pencegahan sendiri untuk memastikan mereka tetap aman (lihat di atas).
  • Jika komunitas lansia Anda menyediakan makanan untuk lansia, misalnya melalui kegiatan makan siang bersama, pertimbangkan apakah ada cara agar layanan ini dapat dilanjutkan melalui pengiriman ke rumah.
  • Ceklah secara berkala ke tetangga-tetangga Anda apakah mereka masih memiliki cukup makanan dan obat-obatan.
  • Jika seseorang sedang melakukan isolasi mandiri atau memiliki keterbatasan gerak, tawarkanlah untuk membantu mereka berbelanja bahan makanan dasar atau obat-obatan. Bila memungkinkan, antarkanlah ke depan pintu rumah mereka sambil tetap menghindari kontak dekat dengan lansia tersebut.

Apa yang perlu dilakukan bila ada yang sakit

  • Kelompok masyarakat, komunitas lansia, dan para individu harus memastikan mereka memiliki informasi tentang fasilitas kesehatan di daerah mereka dan ke mana harus mencari bantuan terkait COVID-19.
  • Jika Anda curiga seseorang terinfeksi COVID-19, mintalah orang tersebut untuk berdiam di rumah dan mengisolasi diri dari anggota keluarga mereka sebisa mungkin. Anda juga harus menghubungi fasilitas kesehatan setempat dan mengikuti saran yang diberikan.
  • Jika Anda disarankan untuk membawa seorang lansia ke fasilitas kesehatan, hindari menggunakan transportasi umum. Jika ada masker, baik lansia maupun pendampingnya harus mengenakan masker.



Download e-book Panduan Isolasi Mandiri Perawatan di Rumah bagi Lansia dengan Demensia di masa pandemi COVID-19