Artikel

Faktor Risiko Demensia: Merokok


Pendahuluan

Demensia adalah gangguan neurodegeneratif yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang dapat mempengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, serta perilaku seseorang. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan demensia, termasuk faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah kebiasaan merokok. Merokok telah terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, stroke, dan kanker. Namun, banyak yang belum menyadari bahwa merokok juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan demensia.

Bagaimana Merokok Meningkatkan Risiko Demensia?

Merokok dapat mempercepat proses neurodegeneratif yang berhubungan dengan demensia melalui beberapa mekanisme, antara lain:

  1. Stres Oksidatif dan Kerusakan Sel Saraf
    Rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan stres oksidatif di dalam tubuh. Stres oksidatif ini dapat merusak sel-sel saraf di otak dan berkontribusi mengakibatkan terjadinya demensia.
  2. Peradangan Kronis
    Paparan zat beracun dalam rokok dapat memicu reaksi inflamasi di dalam tubuh, termasuk di otak. Peradangan yang berkepanjangan diketahui sebagai faktor utama dalam proses neurodegeneratif sel syaraf yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif.
  3. Pembentukan Plak Beta-Amiloid
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan akumulasi protein abnormal berbentuk plak beta-amiloid di otak, yang merupakan salah satu penyebab utama demensia Alzheimer.
  4. Gangguan Neurotransmiter
    Merokok dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter yang berperan dalam fungsi kognitif, seperti asetilkolin dan dopamin. Gangguan ini dapat memperburuk gejala demensia dan mempercepat penurunan kognitif.

Dampak Merokok terhadap Risiko Demensia

Berdasarkan laporan dari Alzheimer’s Disease International (ADI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perokok memiliki risiko 45% lebih tinggi untuk mengembangkan demensia dibandingkan dengan bukan perokok. Selain itu, diperkirakan sekitar 14% dari kasus penyakit Alzheimer di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Selain merokok aktif, paparan asap rokok atau perokok pasif juga dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. WHO memperingatkan bahwa paparan asap rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko demensia, terutama pada kelompok usia lanjut.

Berhenti Merokok untuk Mengurangi Risiko Demensia

Meskipun merokok dapat meningkatkan risiko demensia, kabar baiknya adalah berhenti merokok dapat memberikan manfaat yang signifikan, bahkan pada usia lanjut. Beberapa manfaat berhenti merokok terhadap kesehatan otak meliputi: (1) Mengurangi stres oksidatif dan peradangan, sehingga memperlambat kerusakan sel saraf di otak. (2) Meningkatkan sirkulasi darah ke otak, yang dapat membantu mempertahankan fungsi kognitif. (3) Mengurangi pembentukan plak beta-amiloid, yang berkontribusi terhadap perkembangan demensia Alzheimer.

Langkah-Langkah Berhenti Merokok

Berhenti merokok memang tidak mudah, tetapi ada berbagai metode yang dapat membantu individu untuk mengurangi dan menghentikan kebiasaan ini:

  1. Konsultasi dengan Dokter
    Dokter dapat memberikan rekomendasi mengenai terapi pengganti nikotin (seperti permen karet nikotin atau plester nikotin) atau meresepkan obat untuk membantu mengurangi kecanduan.
  2. Dukungan Sosial
    Bergabung dengan kelompok dukungan atau berbicara dengan keluarga dan teman tentang niat untuk berhenti merokok dapat meningkatkan motivasi dan keberhasilan dalam berhenti.
  3. Menghindari Pemicu Merokok
    Mengidentifikasi situasi yang sering memicu kebiasaan merokok dan mencari alternatif yang lebih sehat, seperti mengunyah permen atau melakukan aktivitas fisik.
  4. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
    Berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, serta menjaga kualitas tidur dapat membantu mengurangi keinginan untuk merokok dan memperbaiki fungsi otak secara keseluruhan.

Kesimpulan

Merokok merupakan faktor risiko signifikan untuk demensia. Efek merokok terhadap stres oksidatif, peradangan, gangguan sirkulasi darah, serta pembentukan plak beta-amiloid menjadikannya salah satu penyebab utama penurunan fungsi kognitif. Namun, berhenti merokok dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak dan secara signifikan mengurangi risiko demensia. Oleh karena itu, upaya berhenti merokok tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga fungsi kognitif di masa tua.

Oleh: dr. Muhana Fawwazy Ilyas (Anggota Divisi Edukasi Alzheimer Indonesia)

Referensi