Artikel

Vaskular Demensia


Demensia vaskular sering terjadi karena adanya faktor risiko vaskular seperti adanya hipertensi, diabetes, diperberat dengan adanya faktor psikologis. Adanya hipertensi tidak harus terkena stroke kemudian terjadi demensia. Namun hipertensi tanpa stroke pun dapat mengakibatkan demensia.

Pada hipertensi, dapat terjadi ‘white matter lesion’ yang membuat otak cepat mengkerut. Silent stroke berulang pun sering terjadi tanpa disadari pasien, namun setelah penyakit memberat dan gejala mudah terlihat, penyakit telah berlanjut. Seringkali pada demensia vaskular ditemukan gangguan kognitif, utamanya fungsi eksekutif (pengambilan keputusan) dibandingkan dengan fungsi memorinya. Penanganan faktor risiko vaskular menjadi sangat penting pada demensia vaskular. (Dr. Yuda Turana, SpS)

Orang yang terdiagnosis demensia tidak serta merta tidak boleh melakukan aktivitas sehari-hari. Sebaiknya diketahui penurunan faal kognitif di ranah mana yang paling terganggu; adakah perubahan alam perasaan; adakah kemunduran fungsi eksekutif yang membahayakan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dikaitkan dengan jenis kegiatannya sehari-hari.

Peran caregiver sangat penting untuk melakukan penanganan gejala yang disebabkan oleh gangguan kognitif maupun perilaku. Perlu disadari, gangguan ini bukan karena kemauannya tapi karena gangguan fungsi otaknya, perlu juga diperhatikan apa yang menjadi pencetus gangguannya, apa yang perlu dihindarkan dan perlu dilihat kemampuan yang masih dimiliki oleh ODD yang perlu dipertahankan dengan cara tetap menjaga kemandiriannya, sebab kondisi setiap orang berbeda-beda. Caregiver perlu dibekali cara membantu ADL, mempunyai hati dan kesabaran yang tinggi dan tetap menjaga kesehatannya. (dr. Yustiani, SpS)